Sunday, May 15, 2011

StellaLouisa: A Trip to Alor Island

StellaLouisa: A Trip to Alor Island: "Mungkin sebagian orang tidak mengetahui dimana letak Alor berada, mungkin lebih banyak yang bertanya-tanya 'dimana sih?', 'di kalimantan?'..."

Sebuah Pemikiran

I'm back, after several months away from blog :p.

Tiba-tiba keinginan saya untuk menulis blog lagi muncul setelah saya membaca timeline twitter teman saya, dia mem-posting dengan tulisan sebagai berikut:

QUOTE

Ketika aku memohon KEKUATAN, Tuhan memberi ku KESULITAN untuk membuat ku KUAT.

Ketika aku memohon HIKMAT, Tuhan memberiku PERSOALAN untuk membuatku BIJAK.

Ketika aku meminta KEKAYAAN, Tuhan memberiku KEMAMPUAN untuk BEKERJA.

Ketika aku memohon KESELAMATAN, Tuhan memberiku BAHAYA dan CARA untuk mengatasinya.

Ketika aku meminta KASIH, Tuhan mempertemukan aku dengan orang-orang yang MEMERLUKAN BANTUAN.

Ketika aku meminta TOLONG, Tuhan memberiku banyak KESEMPATAN.

Aku tidak MENERIMA apa yang aku INGINKAN tetapi aku menerima segala sesuatu yang aku BUTUHKAN.

UNQUOTE

Tulisan ini ditemukan seorang teman di sebuah restoran yang ditempel di setiap dinding nya..Nice!!
Memang kadang kita harus selalu ingat dengan apa yang tertulis tersebut, banyak hal sekarang ini yang terus membuat kita seakan lupa bersyukur, begitu juga saya....

Segala hal pekerjaan, macet, kehidupan pribadi (termasuk percintaan hehehe) yang rasanya membuat sumpek pikiran, rasanya tidak ada lagi space kosong dalam kepala untuk setidak nya memikirkan bahwa banyak orang yang lebih butuh perhatian kita dengan kehidupan yang tidak lebih baik daripada kita. 

Jujur, banyak hal yang belum saya lakukan terhadap sesama, kadang memang kita terlalu fokus terhadap diri sendiri, bagaimana meningkatkan karir, dapat uang banyak, pokoknya yang bikin seneng diri sendiri.Yah..ga munafik juga sih saya juga berpikir begitu. Tapi memang persoalan yang datang ke kita itu lebih mendewasakan diri kita. Kita sering berpikir "kenapa sih kok gw dapet masalah mulu?" atau "kayaknya cape ya terus-terusan begini", banyak hal yang mengganggu pikiran kita. Tapi semua persoalan yang muncul itu tentunya diberikan Tuhan karena Dia yakin kita bisa melewati nya dan kita akan bisa memetik sesuatu dari yang telah terjadi sebagai bentuk pendewasaan diri kita.

Saya jadi ingat bagaimana Tuhan tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk pindah company selama saya kuliah, rasanya tawaran ada saja tetapi saat-saat terakhir ada saja hal-hal yang membuat saya tidak jadi pindah. Awalnya rasanya sulit untuk menerima kenyataan bahwa saya masih di company yang sama sedangkan hati saya sudah berteriak ingin keluar. Tapi setelah semuanya lewat saya menjadi yakin bahwa ada hal yang positif yang saya petik dari situ, Tuhan tidak mengijinkan saya keluar karena dia memberikan kesempatan saya untuk lebih fokus ke kuliah saya dimana company mengijinkan saya pulang lebih awal setengah jam, yang mungkin di company baru belum tentu saya dapatkan.

Berpikir positif memang susah, sama susah nya seperti kita menerima kenyataan yang tidak sesuai harapan, tapi bagaimana kita menyikapi setiap masalah yang ada. Menurut saya, setiap harapan adalah doa, setiap keluhan pun doa, yaah..namanya juga manusia, rasanya mengeluh itu sesuatu yang wajar bila pada porsi nya. Tetapi mungkin beban itu akan terasa lebih ringan apabila kita lebih melihat sisi positif dari apa yang terjadi (walaupun rasanya susah yaa..tapi bisa dicoba hehehe).

Rasanya aneh ya saya menulis tentang ini, karena saya merasa belum mempunyai kapasitas menulis seperti ini, tapi entah kenapa begitu melihat tulisan tadi rasanya ingin cepat-cepat buka laptop dan menulis sesuatu. Banyaknya pikiran dan pemikiran akhir-akhir ini membuat saya ingin menulis ini. Saya percaya bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia dalam Tuhan, sebaik dan seburuk apapun itu. Apa yang sudah dilewati adalah pelajaran. Karena Tuhan memberikan kita apa yang kita BUTUHKAN, bukan yang kita INGINKAN.


sebagai penutup:

"..RancanganNya adalah Rancangan Keselamatan bukan Rancangan Kecelakaan..."

karena hari ini hari minggu, so HAPPY SUNDAY ya teman-teman :)

Cheers,

stella

Saturday, February 19, 2011

A Trip to Alor Island



Mungkin sebagian orang tidak mengetahui dimana letak Alor berada, mungkin lebih banyak yang bertanya-tanya "dimana sih?", "di kalimantan?".. ya ya yaa.. itulah kebanyakan reaksi orang ketika mereka melihat kulitku yang menghitam pertengahan tahun 2010 lalu :).

Ok, untuk yang belum tahu, Alor adalah sebuah pulau di Timur Indonesia, tepatnya berdekatan dengan pulau Kupang, sekitar satu setengah jam perjalanan lewat udara dari Bali, dimana di dekat situ bukan ada hanya pulau Alor tetapi pulau Rote yang terkenal juga dengan ombak surfing nya yang jadi tujuan turis mancanegara, sementara Alor terkenal sebagai salah satu tempat diving terbaik di dunia. (well, it sounds silly, we are indonesians rarely know about it while foreigners do)..

Beruntungnya, saya dilahirkan dengan sebagian darah kupang dimana ibu saya menghabiskan masa kecil nya di Alor dengan rumah yang berada di pinggir pantai. (aaah...asiknya ngebayangin bisa tinggal di pinggir pantai jaman sekarang ni :)). Hal itu pula yang membuat akhirnya kami (saya dan ibu saya bersama sodara lainnya) berangkat ke Alor, sekalian ber "napak tilas" untuk ibu saya.

Untuk bisa sampai ke Alor, kami harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 3,5 jam. Dari Jakarta, transit di Surabaya mendarat di Kupang lalu lanjut dari Kupang ke Alor naik Fokker dengan kapasitas +/- 50 orang. Ya! Fokker. Alor tidak mempunyai bandara standar atau layak seperti kota-kota lainnya.

Sampailah kami dengan selamat ke Alor pada sore menjelang malam, ada suasana yang berbeda ketika kami menaiki Fokker, pesawat kecil dengan getaran yang sangat  terasa bila diterjang angin dan awan. Tapi seru!!. Lebih seru lagi pada saat kami sampai di bandara dan mengetahui bahwa bagasi kami sengaja ditinggal di Kupang oleh airlines karena mereka mementingkan mengangkut penumpang lebih banyak dibanding barang dengan pertimbangan load dalam sebuah pesawat. Hanya tas saya yang selamat karena saya bawa ke cabin, sementara yang lainnya masih di Kupang, jadilah mereka hanya berbekal baju yang dipakai (kalau dipikir-pikir lucu juga sih..hahaha).

Setelah adegan koper tertinggal, ada lagi yang lebih mengejutkan, ternyata di sore hari itu di bandara tidak ada kendaraan yang mengangkut kami ke kota, dengan pedenya kami pikir akan dijemput, ternyata sang penjemput pun mungkin tertidur atau lupa. Akhirnya kami bertiga naik ojek, yess!! yang ada hanya ojek dan sore mulai redup ke arah malam dan jarak ke kota tempat kami menginap sejauh +/- 18 km....tanpa penerangan yang jelas pula. Akhirnya tiga orang yang buta jalanan dan buta segala-galanya ini hanya pasrah..pasrah pada Tuhan dan pada TUKANG OJEK!! hahahaha...sambil mulut komat kamit berdoa semoga sampai di tempat tujuan dengan selamat...

Untungnya kami sampai dengan selamat, mungkin tingkat kriminalitas disana ga setinggi di Jakarta, ga kebayang kalau hal itu kejadian di Jakarta, bisa dibawa kabur perempuan-perempuan ini. Sampailah kami di hotel. Dibayangan saya, hotel di kota kecil ini memang ga sebagus di kota-kota lainnya mengingat penerangan yang masih kurang di kota ini, tetapi untuk sekelas hotel bintang 4 maka bolehlah saya mempunyai bayangan yang agak tinggi sedikit..Tapi ternyata hotel disana walaupun bintang 4, tetapi mungkin sekelas bintang 1 kota besar! ah tapi apalah arti sebuah hotel, yang penting bisa tidur nyenyak dan ada tivi, karena pada saat itu ada piala dunia dan saya sebagai penggemar bola ga boleh ketinggalan!! apalagi kalau ada Belanda bertanding! :D

Di hotel kami menemui sodara lainnya yang sudah lebih dulu sampai sehari sebelumnya yang ternyata keasikan berlibur dan jalan-jalan sehingga lupa menjemput kami. Setelah beres-beres, kami langsung meluncur dengan mencharter angkot untuk makan malam di pinggir pelabuhan/dermaga dan di situlah pada waktu malam banyak warung menjual ikan bakar. Enaknya makan ikan malam-malam setelah melewati petualangan sore bersama tukang ojek. Oiya speaking mengenai angkot, angkot disana ajib loh, mereka semua di modifikasi dengan sound system dan stiker-stiker di mobilnya jadi kalau ada angkot melintas pasti kita tahu karena suara sound system nya yang kencaaaang, eh tapi lagunya bukan dangdut loh, lagunya sejenis Black Eyed Peas. Keren kan?! hahaha

Sehabis makan bersama angkot tersayang kami jalan-jalan sekitar kota sambil bernapak tilas di tempat ibu saya waktu kecil tinggal. Tibalah kami di depan rumah jaman ibu saya kecil yang sekarang dihuni oleh bupati setempat, langsung serentak semua minta berhenti di depan rumah tersebut dan turun untuk melihat, karena sudah berpuluh-puluh tahun ibu saya dan adik-adik ibu saya tidak pernah ke Alor, rasanya mereka senang bukan main ketika melihat rumah tersebut, walaupun sudah sedikit berubah bentuk, sampai letak sebuah pohon kersen jaman dulu saja masih diingat,  halaman jaman dulu mereka suka bermain, saking hebohnya ketawa dan foto-foto sampai supir angkot pun akhirnya bertanya-tanya kenapa kok ini pada heboh dan dengan logat ketimuran yang sedikit menyerupai logat ambon dan manado dia tertawa dan ikut nimbrung...hahaha..buat saya ini pengalaman yang sangat menyenangkan bisa sejenak lepas dari kehidupan hingar bingar dan macet nya Jakarta untuk beberapa hari menghirup udara pantai dan merasakan hidup di desa, dimana sinyal handphone saya saja amblas alias kosong sama sekali :). Dengan pulangnya kami ke hotel maka habislah hari malam pertama kami di Alor.

Hari Kedua, bangun pagi tanpa mandi kami langsung berjalan kaki ke dermaga tempat malam sebelumnya kami makan, tempat dimana ibu dan adik ibu saya suka berenang pada masa kecil. Dan ternyata tempat tersebut yang malam kemarin gelap tak keliatan pagi harinya sangat bagus. Dermaga tersebut berada dipinggir dekat pasar dimana menghadap ke laut lepas yang di apit oleh dua buah bukit yang mengecil seperti kerucut dan kemudian langsung disambut oleh laut lepas. (aah..sayangnya foto dermaga saya hilang karena memory card yang tiba-tiba rusak :( ...). Dan ternyata kota Alor itu di kelilingi bukit-bukit hijau yang sangat indah. sepanjang mata memandang rasanya hanya ada bukit-bukit dan  laut yang bergradasi warna nya dari hijau ke biru..heaveeen!!! Benar-benar heaven on earth!! apalagi tanpa polusi, nikmat banget rasanya!

Dari dermaga kami berjalan menyusuri pasar dan lagi-lagi kembali kerumah ibu saya kecil, kali ini sang buoati ada dirumah dan rombongan kami meminta masuk ke dalam untuk melihat-lihat, mungkin pak bupati ini berasa aneh juga kali ya, pagi-pagi didatangi rombongan, ngaku-ngaku pernah tinggal disini berpuluh-puluh tahun yang lalu dan asik mengomentari setiap sudut ruangan..hehehe..tapi ya untunglah pak bupati  ini baik hati, tidak sombong dan rajin menabung.. (lho?!). Setelah dari rumah pak bupati sampailah kami pada satu rumah tetangga ibu saya jaman dulu, dan hebat nya mereka masih mengenali rombongan ini. Disana kami dijamu dengan berbagai makanan ikan, enaknya memang kota yang dikelilingi laut, banyak ikan segar dan murah harga nya, seekor ikan ekor kuning berukuran sedang dihargai Rp. 5.000, dimana kalau di Jakarta bisa sampai belasan ribu! dan terlebih cabe rawit disana rasanya enak ditambah dengan tomat yang berukuran jauh lebih kecil dibanding kebanyakan tomat. Dari situ kami ke tempat rekanan alm opa saya dulu, seorang warga Alor keturunan chinese yang mempunyai usaha banyak di Alor dan sekelas mafia inisial TW di Jakarta yang mempunyai anak buah preman..hiiii..sereem!! tapi sebenernya ga seserem yang dibayangkan sih, orangnya cukup humble dan rame, bahkan meminjamkan mobil beserta supirnya yang preman juga dan lepaslah kami dari jeratan angkot ajib itu..hehehe,,tapi masuk perangkap preman berbulu domba berhati macan. (yang penting bisa nganter kemana aja gratisan..hehehe). Maka diantarlah kami ke semua tempat di Alor dengan gaya preman nya sambil menelpon (entah sapa yang ditelponnya terus menerus) dan menyapa orang yang dikenal nya di jalan (nampaknya sang supir ini macam public figure :p) tapi yang penting lagi-lagi sampai tempat tujuan gratisan..hahaha.. Hari kedua ini kami isi dengan mengunjungi tetangga dan rekan ibu saya dan bernapak tilas ditempat semasa dia kecil sampai malam kami di antar ke tempat tetangga ibu saya yang ternyata berprofesi sebagai tour guide bule-bule di Alor. Mantaplah saya pikir, berarti besok harus pindah bermalam disini supaya bisa dapat gratisan antaran ke pantai-pantai bagus dan terlepas dari sang preman. Lagi-lagi gratisan!!! hahaha...

Hari ketiga, kami pindah tempat menginap ke kenalan ibu saya itu dan meninggalkan hotel "bintang 4". Hari ketiga ini kami isi dengan perjalanan melihat pantai yang katanya sering dikunjungi turis bule hanya untuk sekedar diving. Dan ternyata laut disana sangat bagus, gradasi 3 warna nya yang bikin mata melotot, kami dibawa ke suatu tempat dimana ada beberapa pulau kecil disana, diantara nya ada yang bernama Pulau Kepa, untuk ke pulau ini kami harus menyebrang melalui kapal nelayan selama 15 menit, pulau ini di urus dan dimiliki oleh sekeluarga bule Perancis, dimana mereka membuat tempat penginapan berupa pendopo yang beratap jerami, disinilah para bule-bule itu menginap untuk kegiatan divingnya. Betapa sayangnya pemerintah kita tidak bisa melihat kesempatan ini sehingga pulau tersebut jatuh ke tangan orang asing dimana seharusnya pemerintah bisa menjadikan itu sebagai devisa negara apabila dikelola dengan baik.


Tak tertahankan hasrat saya untuk snorkeling di dekat situ, dan lebih terkejutnya lagi adalah bahwa dipinggir pantai saja sudah indah banget karang-karang dan ikannya, gimana kalau snorkeling lebih jauh lagi..hmmm...tapi karena arus laut yang agak kencang, maka saya pun mengurungkan niat saya untuk lebih jauh lagi. Karang-karang yang indah dan ikan-ikan yang berwarna-warni membuat saya lupa bahwa hari sudah semakin sore dan sudah waktu nya untuk kembali, disamping arus laut yang semakin kencang. Rasanya nikmat sekali waktu itu bisa merasakan air dan hawa laut dimana waktu kecil saya dulu dihabiskan di pantai seminggu sekali. Andai saja di dekat Jakarta ada laut seperti itu.....



Malamnya kami disungguhi berbagai macam makanan ikan, dari ikan ekor kuning sampai ikan tongkol dengan sambal yang mantab ditambah tontonan bola pada saat itu. Rasanya berat badan saya mulai berat, haha, karena sambal dan nasi yang terus-terusan balapan tiada henti. Hari begitu cepat berlalu sampai kami pun tidak menyadari bahwa itu adalah malam terakhir kami di Alor, dan besok siang kami sudah harus berangkat menuju Kupang untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta.



Memang terasa cepat liburan ke Alor kali ini sehingga membuat saya bertekad untuk kembali kesana membawa teman-teman dan adik saya. Semua pemandangan perbukitan, laut, pantai yang indah membuat saya ingin cepat kembali kesana melepas semua rutinitas yang ada di Jakarta. Segala jenis ikan dan makanan segar yang ada, semua suasana riang, kelucuan yang terjadi dan logat orang Alor...SEMUA hal membuat saya ingin kembali, satu hal lagi alasan untuk kembali.... saya ingin les diving untuk bisa diving disana, untuk bisa merasakan indahnya dalam laut Alor yang terkenal di dunia... pasti suatu saat.... i will be back for my beloved Alor island and to share to others for how great the island we have!!!

Cheers^^

-sml-

Friday, February 18, 2011

helloooo :)

Hello...

This is my first word in this blog. HA!

Well since i'm a newbie in this what-so-called a blog, i guess i need to think of what to write ;p

Actually i have been thinking to create a blog since a few months ago, there are so much to tell, so much ideas to share while i trapped in the daily routines and could not get out of it until last December 2010 when i graduated and get my master-degree (finally!!)....

so.. hoping that  all of you can enjoy my posts... will back to you soon with new posts ;)

cheers^^